Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Lingkungan
MATERI
Pemanasan global atau Global
Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air
laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2]
serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan.
11 Gejala Pemanasan Global
1.
Lapisan Es
yang Kian Menipis
Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan
parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih
pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10
kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita
sudah mengalaminya.
2.
Kebakaran
hutan besar-besaran
Bukan hanya
di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam
beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam
tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini
dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim
semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih
kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
3.
Situs
purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs
bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa
waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua.
Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat
banjir besar belum lama ini.
4.
Ketinggian
gunung berkurang
Tanpa
disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini
diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es
telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh,
bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
5.
Satelit
bergerak lebih cepat
Emisi karbon
dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa.
Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida
yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan
cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak
karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan,
dan satelit bergerak lebih cepat.
6.
Hanya yang
Terkuat yang Bertahan
Akibat musim
yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan
hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah
hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan,
sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku
bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
7.
Pelelehan
Besar-besaran
Bukan hanya
temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini
membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga
menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan
raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi
seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
8.
Keganjilan
di Daerah Kutub
Hilangnya
125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan
global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang
hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
9.
Mekarnya
Tumbuhan di Kutub Utara
Saat
pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang
lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada
biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak
lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan
fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
10.
Habitat
Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal
dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai,
berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah
pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini
mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal
juga mencair.
11.
Peningkatan
Kasus Alergi
Sering
mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka
salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di
kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap
pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida
dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat
tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar