Jumat, 27 April 2012

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA YANG BERKAITAN DENGAN GLOBAL WARMING



Judul                                       : Masalah Global Warming yang berkaitan dengan Deret  
Mata Pelajaran                        : Metematika
Kelas / Semester                    : XII IPS / 2

  MATERI
1.    Rumus-Rumus Materi sebelumnya yang telah dipelajari

·     Barisan dan Derat Aritmatika :
          *  Un = a + ( n-1 ) b
         * Sn = ½n [ 2a + ( n-1 ) b]   atau   Sn = ½n [a + Un]
·     Barisan dan deret geometri
                  *  Un = a.r (n-1)
                 *






2.    Global Warming

Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
            permasalahan           
Untuk menekan  akibat Pemanasan Global, sejak tahun 2004, SMAN I Gondangwetan , mengadakan reboisasi dengan memperbanyak penghijauan termasuk tanaman tingkat tinggi dan tanaman tingkat rendah,pertambahan tanamannya semakin pesat Hingga pada tahun 2012 ini, mencoba melakukan  tanam sejuta pohon, secara bertahap di sepanjang  jalan raya Bromo ,jalan raya Paserpan dan jalan raya gondangwetan ,diawali  bulan januari ditanam 100 pohon, pada bulan berikutnya sebanyak 125 ; dilanjutkan bulan berikutnya 150 pohon ,: 175 pohon dan seterusnya sampai dengan bulan Desember 2012
a.    .Adakah hubungannya permasalahan tersebut dengan materi deret ?
b.    Berapa jumlah pohon  yang ditanam sampai dengan akhir tahun 2012 ?
c.    Berdasarkan hasil diatas, jelaskan usaha lainnya untuk menekan terjadinya global warming !

Jawaban :
a.    Permasalahan tersebut berhubungan dengan perhitungan deret aritmetika
b.    Jika pohon yang ditanam pada bulan januari, pebruari,maret,april, sampai bulan desember  tahun 2012 dapat disajikan dalam table berikut ini :

Bulan
Januari
Pebruari
maret
April
…..
Desember
Banyak pohon
50
75.
100
125

    …..
Berdasarkan table diatas , jumlah pohon yang ditanam sampai dengan akhir tahun 2012 dicapai sbb :
                        50 + 75 + 100 + 125  + …  +  u 12

Hubungan tersebut menunjukkan bahwa karakteristik masalah berkaitan dengan model matematika yang berbentuk deret aritmetika dengan
Suku pertama  u1 = 50   dan      beda  =  b  = 25

Suku ke 12 ditentukan melalui hubungan
U12   = a + 11 b
        =   50  +  11. ( 25 )
        =   50 +  275
        =   325
Jumlah  dua belas suku pertama deret aritmetika  adalah
   Sn = ½n [a + Un]  

          =  6 ( 50 + 325)
          =  6 ( 375 )
          =  2.250
Jadi,jumlah pohon yang ditanam dari bulan januari sampai desember 2012 adalah 2.250 pohon 
c.    Usaha lainnya untuk menekan terjadinya global warming :
      mengurangi pendirian  rumah-rumah kaca
-       mencegah penebangan hutan yang terus-menerus
-       memperbanyak reboisasi penghijauan  dan irigasi
-       menekan peggunaan air yang percuma
-       mengurangi polusi ( kendaraan, pabrik-pabrik yang banyak mengeluarkan CO2)
-       menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan (sepeda,becak )








Rabu, 18 April 2012


 Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Lingkungan

MATERI
Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

11 Gejala Pemanasan Global

1.           Lapisan Es yang Kian Menipis
Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.
2.           Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
3.           Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
4.           Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
5.           Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.



6.              Hanya yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
7.           Pelelehan Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
8.           Keganjilan di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
9.           Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
10.         Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
11.         Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.